TADULAKONEWS.COM – Ketika berbicara tentang kuliner khas Sulawesi Tengah, kaledo menjadi salah satu hidangan yang paling ikonik. Makanan tradisional ini tidak hanya menggugah selera, tetapi juga menyimpan cerita budaya yang melekat erat dengan masyarakat Donggala dan sekitarnya.
Apa Itu Kaledo?
Kaledo adalah singkatan dari “kaki lembu donggala”. Hidangan ini merupakan sup dengan bahan utama kaki sapi yang dimasak hingga empuk. Cita rasa kaledo sangat khas karena menggunakan bumbu sederhana seperti asam jawa, cabai, dan garam. Kesederhanaan bumbu ini justru menonjolkan rasa alami dari daging dan sumsum tulang sapi.
Penyajian kaledo pun cukup unik. Biasanya, hidangan ini disajikan panas-panas dengan irisan jeruk nipis sebagai pelengkap untuk menambah rasa segar. Masyarakat lokal biasanya menikmatinya bersama dengan nasi atau ubi rebus, menambah kehangatan dan kenikmatan hidangan.
Asal-Usul Kaledo
Kaledo berasal dari Kabupaten Donggala, sebuah wilayah yang bersebelahan dengan Kota Palu. Awalnya, hidangan ini hanya disajikan pada acara-acara tertentu seperti pesta adat atau perayaan keluarga. Namun, seiring waktu, kaledo menjadi makanan sehari-hari yang mudah ditemukan di berbagai warung makan hingga restoran di Sulawesi Tengah.
Menurut tokoh masyarakat setempat, kaledo dulu merupakan simbol gotong royong. “Dalam tradisi kami, kaledo biasanya dimasak bersama-sama oleh keluarga besar atau tetangga, sehingga kebersamaan menjadi nilai utama dalam hidangan ini,” ujar Hamid, seorang sesepuh di Donggala.
Keunikan Kaledo
Salah satu daya tarik utama kaledo adalah sumsum tulangnya. Para penikmat kaledo sering menggunakan sedotan untuk menghisap sumsum yang terdapat di dalam tulang sapi. Proses ini dianggap sebagai bagian dari pengalaman kuliner yang unik dan menyenangkan.
Selain itu, penggunaan bahan-bahan lokal seperti asam jawa asli Donggala membuat rasa kaledo berbeda dengan sup daging lainnya di Indonesia.
Pelestarian Kuliner Tradisional
Sebagai warisan budaya, kaledo terus dijaga keberadaannya. Pemerintah daerah Sulawesi Tengah aktif mempromosikan kaledo sebagai bagian dari destinasi wisata kuliner. Festival Kaledo, yang rutin digelar di Palu, menjadi ajang untuk memperkenalkan kuliner ini kepada wisatawan domestik dan mancanegara.
“Kaledo bukan hanya makanan, tetapi identitas kami sebagai masyarakat Sulawesi Tengah. Kami ingin dunia tahu tentang kelezatan dan cerita di balik kaledo,” ungkap Bupati Donggala dalam sebuah acara kuliner.
Menggugah Selera Nusantara
Kini, kaledo tidak hanya dapat dinikmati di Sulawesi Tengah, tetapi juga di beberapa restoran khas Sulawesi di kota-kota besar seperti Jakarta dan Makassar. Meski begitu, mencicipi kaledo langsung di tempat asalnya memberikan pengalaman yang tak terlupakan, terutama karena atmosfer dan keramahan masyarakat setempat.
Jika Anda berkunjung ke Palu atau Donggala, jangan lupa mencicipi kaledo. Hidangan ini bukan sekadar sup biasa, tetapi sebuah perjalanan rasa yang menyimpan sejarah dan kebersamaan masyarakat Sulawesi Tengah.